Konon, menjelang berakhirnya Pemerintahan Hindia Belanda, Pemerintah di masa itu menetapkan wilayah yang rencananya akan ditutup untuk semua jenis kegiatan kemasyarakatan. Wilayah-wilayah dimaksud dikenal sebagai wilayah tutupan. Di awal tahun 1949 wilayah tutupan ini kemudian dibangun hutan buatan oleh pemerintah RI secara serentak, sehingga hutan di kawasan petak tersebut di atas dikenal sebagai “ALAS TUTUPAN”. Padahal di dalam kawasan tutupan ini banyak tersimpan kisah dan legenda masyarakat, di antaranya: Legenda Dipowono, Watu Ilir, Watu Tumpeng, Gogor, dan lain-lain.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tahun 1955 sampai dengan 1959 hutan di kawasan ini berfungsi penuh sebagai pelindung mata air, pencegah banjir, sehingga kehidupan di masyarakat sekitar hutan tenteram dan terhindar dari keresahan. Namun demikian, kita tidak perlu menutup mata bahwa mulai tahun 1964, secara sporadis penebangan liar terjadi di mana-mana. Secara perlahan tetapi pasti menyebabkan tegakan di kawasan hutan negara semakin berkurang.

Pembalakan liar mencapai puncaknya pada awal Indonesia mengalami krisis di segala bidang, sehingga mengakibatkan hampir seluruh kawasan hutan berubah menjadi bekas hutan yang gersang dan gundul, dan hampir menjadi hamparan pasir yang berbatu. Hal ini terjadi antara tahun 1997 – 2000.

Namun demikian sebagian masyarakat yang peduli terhadap lingkungan mulai masuk ke bekas hutan tersebut. Secara diam-diam mereka mulai menanami HMT dan tanaman keras secara swadaya dan spontanitas. Tahun 2000 tepatnya pertengahan tahun, salah satu LSM dalam hal ini Yayasan Damar, masuk ke wilayah masyarakat. Para penggarap tanpa ijin tersebut didampingi, diarahkan, dibina, dan dilatih untuk menjadi penggarap hutan yang baik dan bertanggung jawab. Hasilnya, terbentuklah 7 (tujuh) kelompok tani hutan yang dibekali dengan berbagai pelatihan yang dilaksanakan Yayasan Damar. Ke-7 KTH tersebut siap untuk melaksanakan kegiatan kehutanan dengan motto “Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera”.


dituturkan oleh Suparlan
Tokoh Masyarakat/Mantan Ketua KTH Mandiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar